Gelar Jawara itu Berpindah dari Jateng ke DKI “Suatu Refleksi untuk Berbenah Menyiapkan OSN 2018”

Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun 2017 yang merupakan acara akademik paling bergengsi yang ada di tanah air telah selesai dihelat di Riau pada tanggal 2 – 8 Juli 2017. Jawa Tengah dengan tim yang lumayan “gemuk” datang dengan gagahnya siap mempertahankan tradisi juara umum. Yah…Jawa Tengah telah berhasil menjadi juara umum sebanyak 10 kali dari 15 kali pelaksaan OSN. Ini bukan perjuangan yang mudah, tetapi ini merupakan perjuangan yang masif dari elemen siswa, orangtua, sekolah, dinas pendidikan kota dan propinsi dengan berbagai fasilitasi beragam yang diberikan.

Sebelum mengkaji lebih jauh, secara umum tujuan pelaksaanaan OSN dari jenjang SD, SMP, maupn SMA sama, yakni untuk memfasilitasi dan memotivasi siswa yang mempunyai bakat di bidang matematika dan sains, sehingga para siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka sesuai dengan bidang ilmu yang diminatinya dan menjaring siswa calon peserta Olimpiade Sains tingkat Internasional. Kegiatan ini juga sekaligus dapat membentuk sikap/karakter siswa yang jujur, disiplin, sportif, kreatif, serta menjalin persahabatan dan berbagi pengalaman (sharing) antar sesama siswa sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan

Pasrah Bukan Pilihan

Tahun 2017 merupakan tahun yang sulit. Karena tidak ada anggaran utuk proses seleksi, sampai dengan Tarining camp (TC) yang biasanya dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Rasa khawatir yang datang dari guru-guru dan pembina olimpiade akan “prestasi” Jawa Tengah di level nasional membuat kami berpikir untuk mencari solusi. Pasrah bukanlah suatu solusi. Oleh karena rasa kekhawatiran tersebut, terbentuklah Perkumpulan Pembina OSN (PPO) Jawa Tengah dengan menggagas TC untuk persiapan seleksi tingkat propinsi dan TC jenjang SD dan SMP untuk mempersiapakn para jawara tingkat propinsi di ajang nasional dengan biaya mandiri. Banyaknya siswa yang berpartisipasi, walaupun dengan segala kekurangan  itulah yang menunjukkan bahwa masih banyak orang yang peduli dengan anak-anak hebat jateng.

Hasil yang Memuaskan

Jumat tanggal 7 Juli 2017 adalah pengumuman siapa-siapa yang mendapatkan medali, dari medali emas, perak maupun perunggu. Kami rekap dari jenjang SD dan SMP jateng merajai semua propinsi yang ada di Indonesia. Tetapi setelah masuk rekapitulasi hasil untuk jenjang SMA, jateng menduduki peringkat kedua. DKI “menggila” pada jenjang SMA dengan raihan 14 emas sedangkan untuk jateng 7 emas. Dengan raihan pada jenjang SMA sebanyak 7 emas utuk siswa jateng, sebenarnya juga bukan hasil yang kurang bagus. Padahal untuk jenjang SD dan SMP masing-masing hanya berkontribusi 1 emas. Dengan selisih emas 1 dengan DKI . Untuk jenjang SD, Jawa tengah menjadi yang terbaik di Indonesia dengan perolehan 2 emas, 3 perak, 4 perunggu. Demikian juga untuk jenjang SMP dengan perolehan 6 emas, 6 perak, dan 8 perunggu, Jawa Tengah jauh di atas angin melebihi propinsi-propinsi lainnya. Hal ini lah yang menjadi tantangan untuk berpikir ulang, mencari “racikan” yang tepat untuk pembinaan di jenjang SMA di Jawa Tengah..

Berinovasi dalam Pembinaan

Raihan jawa tengah yang memiliki tradisi juara umum, manjadi acuan propinsi lain untuk mengintip, belajar dari sistem pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu beberap propinsi melakukan kunjungan kerja dan studi banding. Hal ini mengakibatkan persaingan antar propinsi menjadi semakin ketat, semakin merata. Tetapi ketika “rahasia dapur” tersebut sudah diketahui oleh banyak orang, maka kita harus mau untuk terus melakukan inovasi, harus mau update dalam proses pembinaan dan soal-soal latihan, jika tak mau sama atau terkejar dengan propinsi lain. Tahun ini menjadi tahun pelajaran bagi tim jateng untuk “berbenah”. Termasuk PPO yang akan merangsek masuk ke pelosok-pelosok daerah di Jawa Tengah untuk mencari siswa-siswa berbakatnya. Yah…siapapun yang terlibat atau melibatkan diri dalam ajang ini  harus berbenah. Semoga gelar Juara Umum dapat digemgam lagi oleh Jateng melalui anak-anak berbakatnya ketika bertarung akademik di Sumatera Barat tahun 2018 mendatang.

— Hery Sutarto-Dosen Jurusan Matematika, Unnes; Tim Pembina OSN Propinsi Jateng; Ketua 1 PPO (Perkumpulan Pembina OSN) Jateng

2 thoughts on “Gelar Jawara itu Berpindah dari Jateng ke DKI “Suatu Refleksi untuk Berbenah Menyiapkan OSN 2018””

  • M. faqih Afthon berkata:

    Saya alumni OSN SMA 2012 dan 2013 dari Jateng bidang astronomi alhamdulillah juga sy alumni IOAa, jika dibutuhkan untuk melatih Jateng sebelum OSN 2018, InsyaAllah sy siap

Tinggalkan Balasan ke Heri Sutarto Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *